Monday, April 7, 2014

Makalah Strategi Pembelajaran Ekspositori



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Roy Killen (1998) menamakan strategi ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran langsung (direct insruction). Dalam sistem ini, guru menyajikan bahan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapih, sistematik dan lengkap sehingga siswa tinggal menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib. Siswa juga dituntut untuk menguasai bahan yang telah disampaikan tersebut.
Ausubel berpendapat bahwa pada tingkat belajar yang lebih tinggi, siswa tidak selalu harus mengalami sendiri. Siswa akan mampu dan lebih efisien memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dalam tempo yang sesingkat-singkstnya. Yang penting siswa dikembangkan penguasaannya atas kerangka konsep-konsep dasar atau pola-pola pengertian dasar tentang sesuatu hal sehingga dapat mengorganisasikan data, informasi, dan pengalaman yang bertalian dengan hal tersebut. Sedangkan diantara aliran-aliran psikologi belajar yang sangat berpengaruh dalam strategi pembelajaran ekspositori adalah teori belajar Behavioristik. Aliran belajar behavioristik lebih menekankan kepada pemahaman bahwa perilaku manusia pada dasarnya keterkaitan antara stimulus dan respon, oleh karenanya dalam implementasinya peran guru sebagai pemberi stimulus merupakan factor penting.[1]
1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang penyusun kemukakan, maka ada baiknya penyusun merumuskan masalah-masalah yang akan dibahas. Agar pembahasan tidak lari dari sub judul. Rumusan masalahnya antara lain :
ü  Pengertian strategi pembelajaran Ekspositori
ü  Konsep dan prinsip strategi pembelajaran Ekspositori
ü  Prosedur pelaksanaan strategi pembelajaran Ekspositori
ü  Keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran Ekspositori
1.3  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalh ini antara lain :
ü  Mahasiswa mengerti dan memahami pengertian strategi pembelajaran ekspositori
ü  Mahasiwa mampu memberikan gambaran mengenai implikasi strategi pembelajaran ekspositori
ü  Mahasiswa memahami konsep dan prinsip pembelajaran ekspositori
ü  Mahasiswa mengetahui prosedur pelaksanaan strategi pembelajaran ekspositori
ü  Mahasiswa mengetahui kelebihan dan kelemahan strategi pembelajaran ekspositori
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Strategi Pembelajaran Ekspositori
2.1.1 Pengertian Strategi Pembelajaran
            Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal (J. R. David, 1976). Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu.[2]
Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien.[3] . Begitu juga seorang guru yang mengharapkan hasil baik dalam proses pembelajaran juga akan menerapkan suatu strategi agar hasil belajar siswanya mendapat prestasi yang terbaik. Dilain pihak Dick & Carey (1985) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.[4] Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu di perhatikan oleh seorang instruktur, guru, widyaiswara dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada 3 jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni: (a) strategi pengorganisasian pembelajaran, (b) strategi penyampaian pembelajaran, dan (c) strategi pengelolaan pembelajaran.[5]
Dari beberapa defenisi yang dikemukakan penyusun diatas. Dapat disimpulkan bahwa, “strategi pembelajaran adalah sebuah perencanaan yang berisi serangkaian kegiatan yang didesain secara khusus (baik metode, pemanfaatan berbagai sumber daya) untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Misal strategi pembelajaran yang berbentuk metode, untuk melaksanakan strategi pembelajaran ekspositori dapat digunakan metode ceramah sekaligus metode tanya jawab atau bahkan diskusi dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia, termasuk menyediakan dan menggunakan media pembelajaran.[6]
2.1.2 Pengertian Strategi Pembelajaran Ekspositori
            Istilah ekspositori berasal dari konsep eksposisi yang berarti memberi penjelasan. Dalam konteks pembelajaran, ekspositorii merupakan strategi yang dilakukan guru untuk mengatakan atau menjelaskan fakta-fakta, gagasan-gagasan dan informasi-informasi penting lainnya kepada para pembelajar. Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang digunakan dengan memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Siswa mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaan metode ekspositori merupakan metode pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa secara langsung.[7] Ada beberapa pendapat para ahli mengenai strategi ekspositori, antara lain :
a.       Menurut Wina Sanjaya, ”Strategi pembelajaran ekspositori adalah salah satu diantara strategi pembelajaran yang menekankankan kepada proses bertutur. Materi pembelajaran sengaja diberikan secara langsung, peran siswa dalam strategi ini adalah menyimakdan mendengarkan materi yang disampaikan guru.[8]
b.      Dalam Direktorat Tenaga Kependidikan “ Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakanakan sudah jadi. Karena strategi ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan strategi chalk and talk.[9]
c.       Roy Killen (1998) menamakan strategi ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran langsung (direct insruction). Dalam sistem ini, guru menyajikan bahan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapih, sistematik dan lengkap sehingga siswa tinggal menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib. Siswa juga dituntut untuk menguasai bahan yang telah disampaikan tersebut.[10]
Dari beberapa defenisi yang dikemukakan para ahli diatas, penyusun menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran ekspositori adalah ” strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seseorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal”.
2.1.3 Krakteristik Strategi Ekspositori
            Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori di antaranya :
*      Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh karena itu sering orang mengidentikkannya dengan ceramah.
*      Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.
*      Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan  materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik (academic achievement) siswa. Metode pembelajaran dengan kuliah merupakan bentuk strategi ekspositori.[11]
Metode pembelajaran ekspositori bertujuan memindahkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa. Peranan guru yang penting adalah :
ü  Menyusun program pembelajaran;
ü  Memberi informasi yang benar;
ü  Pemberi fasilitas yang baik;
ü  Pembimbing siswa dalam perolehan informasi yang benar,dan Penilai prolehan informasi.
2.2  Konsep & Prinsip Strategi Pembelajaran Ekspositori
2.2.1        Konsep Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi pelajaran secara optimal. Strategi ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah “calk and talk” Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori :
a.       Strategi ekpositori dilakukan dengan cara menyampaiakan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh karena itu sering orang mengidentikannya dengan ceramah.
b.      Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep terentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.
c.       Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.[12]
Strategi pembelajaran ekspositori akan efektif manakala :
a.       Guru akan menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang akan dan harus dipelajari siswa.
b.      Apabila guru menginginkan agar siswa mempunyai gaya model intelektual tertentu,misalnya agar siswa bisa mengingat bahan pelajaran,sehingga ia akan dapat mengungangkapkannya kembali manakala diperlukan.
c.       Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan,artinya dipandang dari sifat dan jenis materi pelajaran memang materi itu hanya mungkin dapat dipahami oleh siswa manakala disampaikan oleh guru,misalnya materi pelajaran hasil penelitian berupa data-data khusus.
d.      Jika ingin membangkitkan keingintahuan siswa tentang topic tertentu.
e.       Guru menginginkan untuk mendemonstrasikan suatu teknik atau prosedur,biasanya merupakan suatu teknik atau prosedur tertentu untuk kegiatan praktik.
f.       Apabila seluruh siswa memiliki tingkat kesulitan yang sama sehingga guru perlu menjelaskan untuk seluruh siswa.
g.      Apabila guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemampuan rendah.
h.      Jika ligkungan tidak mendukung untuk menggunakan strategi yang berpusat pada siswa,misalnya tidak adanya sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
i.        Jika tidak memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.[13]
2.2.2        Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori
Tidak ada satu strategi pembelajaran yang dianggap lebih baik dibandingkan dengan strategi pembelajaran yang lain. Baik tidaknya suatu strategi pembelajaran bisa dilihat dari efektif tidaknya strategi tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan demikian, pertimbangan pertama penggunaan strategi pembelajaran adalah tujuan apa yang harus dicapai.[14] Dalam penggunaan strategi pembelajaran ekspositori terdapat beberapa prinsip berikut ini, yang harus diperhatikan oleh setiap guru. Antara lain :
*      Berorientasi pada Tujuan
Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam strategi pembelajaran ekspositori melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran. Justru tujuan itulah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan strategi ini. Karena itu sebelum strategi ini diterapkan terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur. Seperti kriteria pada umumnya, tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur atau berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai oleh siswa.[15]
Hal ini sangat penting untuk dipahami, karena tujuan yang spesifik memungkinkan kita bisa mengontrol efektivitas penggunaan strategi pembelajaran. Memang benar, strategi pembelajaran ekspositori tidak mungkin dapat mengejar tujuan kemampuan berpikir tingkat tinggi, misalnya kemampuan untuk menganalisis, mensintesis sesuatu, atau mungkin mengevaluasi sesuatu, namun tidak berarti tujuan kemampuan berpikir taraf rendah tidak perlu dirumuskan. Justru tujuan itulah yang harus dijadikan ukuran dalam menggunakan strategi ekspositori.[16]
*      Prinsip Komunikasi
Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yang menunjuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini adalah materi pelajaran yang diorganisir dan disusun sesuai dengan tujuan tertentu yaang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai penerima pesan. Dalam proses komunikasi, bagaimanapun sederhananya, selalu terjadi urutan pemindahan pesan (informasi) dari sumber pesan ke penerima pesan.
Sistem komunikasi dikatakan efektif manakala pesan itu dapat mudah ditangkap oleh penerima pesan secara utuh. Sebaliknya, sistem komunikasi dikatakan tidak efektif, manakala penerima pesan tidak dapat menangkap setiap pesan yang disampaikan. Kesulitan menangkap pesan itu dapat terjadi oleh berbagai gangguan (noise) yang dapat menghambat kelancaran proses komunikasi. Akibat gangguan (noise) tersebut memungkinkan penerima pesan (siswa) tidak memahami atau tidak dapat menerima sama sekali pesan yang ingin disampaikan. Sebagai suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian, maka prinsip komunikasi merupakan prinsip yang sangat penting untuk diperhatikan. Artinya, bagaimana upaya yang bisa dilakukan agar setiap guru dapat menghilangkan setiap gangguan yang bisa mengganggu proses komunikasi.[17]
*      Prinsip Kesiapan
Siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang kita berikan, terlebih dahulu kita harus memosisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran. Jangan mulai kita sajikan mata pelajaran, manakala siswa belum siap untuk menerimanya.[18] Dalam teori konektionisme, “kesiapan” merupakan satu hokum belajar. Inti dari hokum ini adalah bahwa setiap individu akan merespons dengan cepat dari setiap stimulus manakala dirinya sudah memiliki kesiapan, sebaliknya tidak mungkin setiap individu akan merespons setiap stimulus yang muncul manakala dia belum ada kesiapan untuk menerimanya.[19]
*      Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasil adalah manakala melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan (disequilibrium), sehingga mendorong mereka untuk mencari dan menemukan atau menambah wawasan melalui proses belajar mandiri. Keberhasilan penggunaan strategi ekspositori sangat tergantung pada kemampuan guru untuk bertutur atau menyampaikan mated pelajaran.[20]
2.2.3        Langkah-langkah Pelaksanaan Strategi Ekspositori
Sebelum diuraikan tahapan penggunaan strategi ekspositori terlebih dahulu diuraikan beberapa hal yang harus dipahami setiap guru yang akan menggunakan strategi ini. Antara lain :
*      Rumuskan tujuan yang ingin dicapai
Tujuan yang ingin dicapai sebaiknya dirumuskan dalam bentuk perubahantingkah laku yang spesifik yang berorientasi pada hasil belajar. Malalui tujuan yang jelas selain dapat membimbing siswa dala menyimak materi pelajaran juga akan diketahui efektivitas dan efisiensi penggunaan stratergi ini.
*      Kuasai materi pelajaran dengan baik
Penguasaan materi yang sempurna akan membuat kepercayaan diri guru meningkat, sehingga guru akan mudah mengelola kelas, ia akan bebas bergerak, berani menatap siswa, tidak takut dengan perilaku-perilaku siswa yang dapat menggangu jalannya proses pembelajaran.[21]
*      Kenali medan dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi proses penyampaian
Pengenalan medan yang baik memungkinkan guru dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan  yang dapat mengganggu proses penyajian materi pelajaran. Yang perlu dikenali adalah pertama, latar belakang audiens atau siswa yang akan menerima materi pelajaran, misalnya kemampuan dasar atau pengalaman belajar siswa sesuai dengan materi yang akan disampaikan, minat dan gaya belajar siswa. Kedua, kondisi ruangan, baik menyangkut luar dan besarnya ruangan, pencahayaan, posisi tempat duduk, maupun kelengkapan ruangan itu sendiri.
Ada beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori, antara lain :
*      Persiapan (Preparation)
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran.Dalam strategi ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan. Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan, di antaranya adalah :
ü  Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif.
ü  Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai.
ü  Bukalah file dalam otak siswa.[22]
Pada tahan persiapan, memiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam melakukan persiapan, antara lain :
ü  Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif;
ü  Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar;
ü  Merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa;
ü  Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.[23]
*      Penyajian (Presentation)
Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Guru harus dipikirkan guru dalam penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Karena itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini, yaitu:
ü  Penggunaan bahasa;
ü  Iintonasi suara;
ü  Menjaga kontak mata dengan siswa, dan
ü  Menggunakan joke-joke yang menyegarkan.[24]
*      Korelasi (Correlation)
Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya. Langkah korelasi dilakukan untuk memberikan makna terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimilikinya maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa.
*      Menyimpulkan (Generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti {core) dari materi pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan langkah yang sangat penting dalam strategi ekspositori, sebab melalui langkah menyimpulkan siswa akan dapat mengambil inti sari dari proses penyajian.
*      Mengaplikasikan (Application)
Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting dalam proses pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh siswa. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini di antaranya: (1) dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan, (2) dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.[25]
2.3. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Ekspositori
            Baik teori belajar ataupun strategi pembelajaran pastilah mempunyai keunggulan dan kelebihannya dibandingkan teori ataupun strategi lainnya. Akan tetapi dibalik itu semua setiap teori belajar/strategi pembelajaran akan menghadapi dan mengalami beberapa kesulitan yang berdampak pada kelemahan teori/strategi tersebut.
2.3.1 Keunggulan Strategi Pembelajaran Ekspositori
            Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang
banyak dan sering digunakan. Hal ini disebabkan strategi ini memiliki beberapa
keunggulan, di antaranya:
ü  Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, ia dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
ü  Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
ü  Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
ü  Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
2.3.2 Kelemahan Strategi Pembelajaran Ekspositori
Di samping memiliki keunggulan, strategi ekspositori juga memiliki kelemahan, di antaranya:
ü  Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi lain.
ü  Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.
ü  Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
ü  Oleh karena gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah (one-way communication), maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi pembelajaran akan sangat terbatas pula. Di samping itu, komunikasi satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan guru.[26]
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
            Aliran psikologi belajar yang sangat mempengaruhi Strategi pembelajaran ekspositori adalah aliran belajar behavioristik. Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori:
1. Strategi ekpositori dilakukan dengan cara menyampaiakan materi pelajaran secara verbal.
2. Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi.
3. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri.
Prinsip-prinsip penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori yaitu berorientasi pada tujuan, prinsip komunikasi, prinsip kesiapan, prinsip berkelanjutan. Adapun prosedur pelaksanaan Strategi Ekspositori adalah rumuskan tujuan yang ingin dicapai, kuasai materi pelajaran dengan baik, kenali medan dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi proses penyampaian. Didalam strategi ini terdapat juga keunggulan dan kelemahan pada Strategi Pembelajaran Ekspositori.
3.2 Kritik & Saran
Dengan adanya Strategi Pembelajaran Ekspositori diharapkan guru dapat menerapkan strategi ini dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai semaksimal mungkin. Dibalik itu juga seorang guru harus menguasai/ memahami tentang konsep dan prinsip penggunaan strategi pembelajaran ekspositori itu sendiri agar penerapan dalam kegiatan belajar mengajar dapat berjalan lancar. Selain itu juga seoarang guru harus memahami keunggulan dan kelemahan dari strategi pembelajaran ekspositori itu, dengan memahami maka guru dapat menerapkan dari keunggulan itu dan dapat menghindari dari kelemahan yang ada dan jika bisa dapat mencari jalan keluar agar kelemahan itu dapat teratasi.
Dari makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua umumnya kami pribadi. Yang baik datangnya dari Allah, dan yang buruk datangnya dari kami. Dan kami sedar bahwa makalah kami ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi kami harafkan saran dan kritik nya yang bersifat membangun, untuk perbaikan makalah-makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
1.      Direktorat Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, Jakarta : Dipdiknas, 2008.
2.      Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran ; berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media, cet-8, 2011.
3.      M. Chalish,  Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi,  Jakarta : PT Bumi Aksara, 2011.
4.      Sunardi Nur, Strategi dalam Pembelajaran ; menjadi Pendidik Profesional, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1990
5.      DIkutip dari sebuah situs : http://iceteazegeg.wordpress.com/2010/09/10/strategi-pembelajaran-ekspositori/ 12-10-2012


[1] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran ; berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media, cet-8, 2011, hal : 178
[2] Direktorat Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, Jakarta : Dipdiknas, 2008, hal : 4
[3] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran ; berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media, cet-8, 2011, hal : 126
[4] Direktorat Tenaga Kependidikan, hal : 5
[5][5] Ibid, hal : 5
[6] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran ; berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media, cet-8, 2011, hal : 126-127
[7] M. Chalish,  Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi,  Jakarta : PT Bumi Aksara, 2011, hal : 124
[8] Wina Sanjaya, hal : 178
[9] Direktorat Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, Jakarta : Dipdiknas, 2008, hal : 31
[10] Sunardi Nur, Strategi dalam Pembelajaran ; menjadi Pendidik Profesional, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1990, hal : 86
[11] Direktorat Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, Jakarta : Dipdiknas, 2008, hal : 32
[12] Sunardi Nur, Strategi dalam Pembelajaran ; menjadi Pendidik Profesional, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1990, hal : 88. Lihat juga Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran ; berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media, cet-8, 2011, hal : 179
[13] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran ; berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media, cet-8, 2011, hal : 180
[14] M. Chalish,  Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi,  Jakarta : PT Bumi Aksara, 2011, hal : 128, lihat juga wina sanjaya, hal : 181
[15] Direktorat Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, Jakarta : Dipdiknas, 2008, hal : 33
[16] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran ; berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media, cet-8, 2011, hal : 181, lihat juga Sunardi Nur, Strategi dalam Pembelajaran ; menjadi Pendidik Profesional, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1990, hal : 89.
[17] Direktorat Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, Jakarta : Dipdiknas, 2008, hal : 33-34
[18] Sunardi Nur, Strategi dalam Pembelajaran ; menjadi Pendidik Profesional, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1990, hal : 90
[19] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran ; berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media, cet-8, 2011, hal : 182
[20] Direktorat Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, Jakarta : Dipdiknas, 2008, hal : 34
[21] M. Chalish,  Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi,  Jakarta : PT Bumi Aksara, 2011, hal : 130
[22] Direktorat Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, Jakarta : Dipdiknas, 2008, hal : 34
[23] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran ; berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media, cet-8, 2011, hal : 185
[24] Ibid, hal : 187-188
[25] Direktorat Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, Jakarta : Dipdiknas, 2008, hal : 34-35, lihat juga Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran ; berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media, cet-8, 2011, hal : 188-190
[26] Direktorat Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, Jakarta : Dipdiknas, 2008, hal : 35-36 , lihat juga Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran ; berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media, cet-8, 2011, hal : 190-192

5 comments: